Gubernur Sumatera Utara (Sumut) Muhammad Bobby Afif Nasution menggelar groundbreaking pembangunan Jembatan Idano Noyo di Desa Tuwuna, Nias Barat yang mulai dikerjakan pada Jumat (13/6/2026). Jembatan tersebut ditargetkan rampung pada Desember 2025 dengan nilai kontrak Rp 46,7 miliar. Bobby berharap, stakeholder, pemerintah daerah (pemda), dan seluruh lapisan masyarakat mendukung pembangunan tersebut. “(Jembatan) ini (merupakan) pembangunan infrastruktur pertama di era kepemimpinan kami dan menjadi simbol pembangunan infrastruktur di Nias,” ujarnya dalam siaran pers. Boby melanjutkan, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumut akan memperbaiki jalan di Nias dengan anggaran Rp 204 miliar pada Juli 2025 sehingga membutuhkan dukungan dan kerja sama semua pihak.
Untuk diketahui, Jembatan Idano Noyo roboh karena diterjang banjir pada Maret 2025. Jembatan ini akan diganti dengan jembatan kelas A. Itu berarti, jembatan tersebut akan setara dengan jembatan-jembatan yang ada di jalan nasional. “Perencanaan jembatan ini bukan pertama, melainkan tertunda atau terhenti karena satu dan lain hal, sekarang kami bangun dengan kualitas yang baik,” katanya. Jembatan Idano Noyo dibangun dengan teknik abutment (tanpa tiang di tengah) dengan panjang 95 m. Jembatan ini memiliki lebar 9 m, badan jalan 7 m, dan trotoar di kedua sisi badan jalan 1 m. Bupati Nias Barat Eliyunus Waruwu mengatakan, masyarakat Nias telah berkomitmen mendukung pembangunan jembatan Idano Noyo.
Ada empat warga yang menghibahkan tanah dan rumahnya agar pembangunan jembatan tersebut berjalan lancar. “Ada empat warga yang rumahnya terkena pembangunan jembatan ini. Mereka telah berkomitmen dan menghibahkan tanahnya,” katanya. Bahkan, kata dia, ada satu warga rumahnya habis tersisa hanya 2 m. Pihaknya pun akan membantu warga tersebut agar memiliki rumah lagi.
Bahkan, kata dia, ada satu warga rumahnya habis tersisa hanya 2 m. Pihaknya pun akan membantu warga tersebut agar memiliki rumah lagi.

Untuk diketahui, kerusakan Jembatan Idano Noyo cukup menyulitkan kegiatan masyarakat. Salah satu warga Nias Barat, Sri Astriany Gulo, mengatakan, warga mengalami kesulitan sejak jembatan tersebut rubuh karena harus menyeberangi sungai menggunakan perahu yang memakan waktu dan biaya. “Setiap hari, saya melewatinya pulang pergi, yang biasa dari rumah jam 7 pagi, sekarang jadi harus jam 6 pagi. Ini jadi tak efektif dan efisien, ditambah biaya Rp 20.000 sekali nyebrang. Kami sangat berharap bisa selesai secepatnya,” kata Sri.
Groundbreaking Jembatan Idano Noyo dihadiri bupati/wali kota se-Kepulauan Nias, Ketua Tim Penggerak (TP) Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Sumut Kahiyang Ayu, unsur Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda), dan anggota DPRD Sumut. Hadir juga ketua organisasi perangkat daerah (OPD) terkait Pemprov Sumut, Anggota DPRD Nias Barat, tokoh agama, tokoh adat dan tokoh masyarakat setempat.